Blogger Jateng

Karena Senasib Kita Jadi Sudah Seperti Keluarga

Disetiap doa yang kita panjatkan, pastilah kita meminta agar rejeki dimudahkan, jodoh didekatkan, memiliki anak-anak yang patuh,  keluarga selalu diberikan kesehatan, didekatkan dengan orang-orang yang baik, terhindar dari segala macam bahaya dan lain sebaginya yang pastinya adalah sesuatu hal yang amatlah baik tentunya.

Namun kadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Doa adalah doa yang kadang belum tentu terkabulkan. Jodoh tak kunjung datang, rejeki kadang seret dan bikin keuangan kempis. Bahkan keluarga kadang dirundung sakit.

Saat kita dilanda musibah keluarga sakit. Kadang membuat hati terasa pilu. Bahkan pkkiran pun menjadi runyam. Bahkan terkadang kita menyalahkan Tuhan. 

"Mengapa cobaan ini diberikan, padahal setiap doa hamba selalu memohon agar diberikan kesehatan"

Itulah beberapa kalimat yang kadang saya ucapkan dalam hati saat menerima sebuah musibah. Ada pada kondisi seperti itu, saya jadi ingat kalimat bijak. Bahwa manusia hanya bisa merencanakan saja, namun penentu tetap berada di tangan Tuhan.

Hal yang baik kita lakukan bukanlah menyalahkan orang lain atau mereka yang berada si sekeliling kita. Labih bijak kita menerima semua yang terjadi dan akan terjadi dalam hidup kita.

Apa yang akan terjadi tidak usah kita risaukan. Dan apapun yang telah terjadi biarkan semua itu berlalu. Yang terbaik dilakukan adalah hadapi masalah hari ini dengan berserah diri dan berhenti meluapkan rasa egoisme.

Demikian cara berpikir yang saya lakukan ketika ada saya berada disebuah masalah. Sama seperti ketika artikel ini saya tulis. Orang tua mengalamai situasi sakit.

Sedih dan galau?

Sudah pasti itu yang saya rasakan. Campur aduk tidak karuan. Bahkan berada dibawah tekanan dari yang namanya keadaan.

Namun semua itu berangsur-angsur bisa saya atasi berkat dukungan keluarga dan orang-orang disekitar saya yang menerima nasib yang sama.

Berada di rumah sakit bertemu dengan mereka yang senasib dengan kita  menyadarkan saya  bahwa penderitaan yang saya rasakan saat ini ada yang lebih berat dialami oleh orang lain.

Bercerita dengan keluarga pasien dan saling berbagi pengalaman bagaimana mendampingi keluarga yang lagi sakit membuat saya sadar, bahwa cinta kasih akan membuat semua berjalan dengan baik.

Melayani salah seorang keluarga kita yang lagi sakit dengan iklas dan penuh cinta, akan membuat mereka semakin membaik. Dan itu saya rasakan sendiri. Memang jika kita rasakan berat amatlah berat. Namun saat itu adalah orang yang kita sayangi, apalagi orang tua kita. Maka pelayanan pada orang tua amatlah utama.

Kita punya hutang yang amat besar kepada orang tua mereka. Jadi dengan mendampingi mereka dan melayani mereka belum mampu untuk melunasi hutang kita kepada mereka.

Pesan saya, Mari Sayangi orang tua kita, mumpung kita masih diberikan kesempatan untuk melayani dan mengabdikan diri kepada orang tua. Berbahagialah dan bersyukurlah jika anda saat ini masih punya waktu dan tenaga untuk diberikan kepada orang tua.

Saya bersyukur bisa selalu berada bersama kedua orang tua saya.


Posting Komentar untuk "Karena Senasib Kita Jadi Sudah Seperti Keluarga"